Bismiillaahirahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Prolog : Izinkan aku bicara dari hati seorang wanita, yang
mungkin bisa mewakili suara saudari-saudariku, para akhwat pada
umumnya...
Tulisan ini dibuat untuk saudaraku para ikhwan, sedikit saya
berpesan: Jika antum hendak taaruf dengan seorang akhwat, maka HATI-HATI
LAH, karena Anda Sedang Berurusan Dengan Ciptaan-Nya Yang Paling
Sensitif dan Paling Perasa,.. Jangan Lukai Mereka !
————————————————————————–
Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses
selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak
semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua
adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar,
keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi
pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik atau buruk, mau syurga atau
neraka, mau sukses atau gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah
Yang Maha Menentukan.
Aku ingin titip pesan pada para ikhwan yang sdh memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat:
Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan
masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan
mudah melontarkannya jika dalam hatimu tak ada komitmen dan kesungguhan
untuk meneruskannya. Sebelum benar2 terucap kalimat ‘TAARUF’ ini dari
bibirmu, TANYAKAN..TANYAKAN SEKALI LAGI PADA HATIMU, benarkah engkau
akan melakukan itu dengan segala konsekuensi da tanggungjawabnya..??
Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih
sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak,
diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr,
suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.
Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan
seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat
untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka
hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum,
apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam?
Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa
antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk
menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah
dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.
Pernikahan yg suci dan agung, yang saksinya adalah Allah Yang Maha
Melihat dan Para Malaikatnya yg mengamini.
Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu
tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman rumah antum dan
pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa
jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama
perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman
rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga
membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali
akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang
antum sajikan. Tapi tidak berhak, karena belum mendapat izin dari si
empunya rumah.
Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan
antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan
tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu
lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati
berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu
rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak
berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping.
Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah
kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum
bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di
teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai,
tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di
halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap
membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja
salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya
hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka
dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana.
Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di
istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak
indah. Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang
lain.
Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah
cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung
untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti..! Langkah-langkah syetan
yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf
untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan
ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai
akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat
punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah
kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa
mantap, segera jemput mereka.
Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum
menjemput. Tentunya kita menginginkan kata ’berkah’ di awal, di tengah,
sampai di ujung pernikahan bukan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah
yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah
merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah
bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan
cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan
mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih
kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah
nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di
perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu
terbuang percuma selama perjalanan. Jadi, antum juga harus memikirkan
cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum
berjalan di atas ridho dan keberkahanNya.
Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan,
calon qowwam kami (para akhwat) dalam mengarungi bahtera rumah tangga
Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH.
Akhirnya aku minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal
yg kurang baik dan benar..
Akhi, dengarkanlah jerit hati para akhwat ini:
“Aku bukanlah seorang gadis muslimah yang cerewet dalam memilih
pasangan hidup. Siapalah diriku ini berani untuk memilih permata
sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain,
dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke
arah tujuan yang satu..yaitu Ridho Allah Subhanahu WaTa’ala.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga
harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan
seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu
mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti
akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi
itu belum ada ikatan yg kuat dan halal, jangan dimubazirkan perasaan itu
karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan
melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan
seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita
kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu
pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat
menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat
bersyukur pada Ilahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat
juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau
tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid
itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu
impianku.
Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh
cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu
karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta
itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan
mempertemukan kita kembali di syurga….” Amin ya Rabbal Alamiin.
ATAS NAMA TAARUF
MUNGKIN SALAH SEORANG IKHWAN AKAN BERTANYA…” Mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf..”
maka..akhwat akan menjawab:
suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami…
akan kami layani kebutuhannya….
akan kami tunggu kehadirannya…
akan kami berikan jiwa kami…raga kami….
bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami…meski hanya dalam rangka taaruf…??
suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami…penjaga kami…pelindung kami…
bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan…meski hanya sebatas tukaran biodata..??
mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga…
ketaatan pada suami adalah lambang keshalehan kami….
bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata…”baik saya setuju…taarufan…”
ya akhi….saudaraku…para ikhwan….
JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI…!!!!!
KETAHUILAH…KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA…!!!!!
Akhwat yang mengajukan gugatan ta’aruf…
Tatkala seorang Akhwat susah mencari jodoh atau saat di Tolak ikhwan…
Tatkala Akhwat taarufnya di tolak ikhwan, buang jauh-jauh rasa
kecewa, harus siap menerima dengan keikhlasan, kesabaran, qana’ah,
beriman dengan qadha Dan Qadharnya Allah..
Ikhwan yang mengajukan gugatan ta’aruf…
Tatkala seorang Ikhwan susah mencari jodoh atau saat di Tolak Akhwat …
Tatkala Ikhwan di tolak Akhwat, buang jauh-jauh rasa kecewa, harus
siap menerima dengan keikhlasan, kesabaran, qana’ah Dan beriman dengan
qadha Dan Qadharnya Allah..
Kedua fenomena itu banyak terjadi Dan akan selalu terjadi, kita harus
bijak menanggapi, kita harus mencari ilmu yang mesti dipelajari.
Yang celaka Adalah hamba penampilan, hamba bangsawan, hamba dinar …
Yang selamat Adalah hamba Allah yang mengutamakan Tauhid Dalam hidupnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada
jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus,
dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Qs. Al Anaam 161-162)
——————————————
Semoga bermanfaat
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
dipublish ulang oleh http://irilaslogo.wordpress.com/2009/11/30/untuk-ikhwan-yang-hendak-taaruf-sama-akhwat-hati-hati-anda-sedang-berurusan-dengan-ciptaan-nya-yang-paling-perasa-jangan-lukai-mereka/
Catatan tambahan dari kami:
Hal di atas bukan untuk menjadikan seorang akhwat justru mempersulit seorang ikhwan yang datang melalui jalur syar'i. Jika memang jalurnya syar'i silakan saja ukhtyfillah. Tapi ingat, hati-hatilah, kuatkan ruh serta mentalmu. Karena akan banyak konsekuensi yang harus anda terima atas pilihan anda menerima tawaran bernama ta'aruf. Ketika proses akhirnya ter-cut di tengah jalan, dan tiba2 ada perasaan tidak enak, itu sesuatu yang wajar dan manusiawi. Tapi bukan sesuatu yang baik untuk dijadikan beban pikiran. Hal itu justru baik dijadikan bahan muhasabah dan motivasi untuk memperbaiki diri. Jangan menyalahkan siapa-siapa. Ada sebuah ungkapan hati yang selalu terpendam di dalam hati,
Diriku bukanlah yang terbaik untukmu
Begitupun dirimu, bukanlah yang terbaik untukku
Karena yang terbaik itu datangnya dari sisi Rabbul 'Alamin
Dirimu tak dipilih bukan karena dirimu tak pantas mendampingiku...bukan
Tapi mungkin, dirikulah yang tak terpilih karena tak pantas menjadi pendampingmu
Ungkapan hati ini mudah-mudahan bisa menjadikan kita lebih bersemangat memperbaiki diri. Karena salah satu usaha kita dalam menjemput jodoh yang shalih adalah dengan memperbaiki diri. Kita tidak pernah tahu apa yang Allah rencanakan untuk diri kita. Mungkin Allah menyiapkan seseorang dengan nilai A, sedangkan kita masih ada dalam standar nilai C sehingga Allah belum menakdirkan kita bertemu dengannya. Intinya berprasangka baiklah kepada Allah.
Bersabarlah di atas segala cobaan dan tekanan yang ada. Nikah tidak selalu menjadi satu2nya solusi. Apapun kondisi, ujian, tekanan, dan cobaan yang anda hadapi saat ini, tentulah tidak diberikan kepada anda kecuali Allah sangat tahu bahwa anda bisa melaluinya dengan baik. Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha.
Bersabarlah di atas segala cobaan dan tekanan yang ada. Nikah tidak selalu menjadi satu2nya solusi. Apapun kondisi, ujian, tekanan, dan cobaan yang anda hadapi saat ini, tentulah tidak diberikan kepada anda kecuali Allah sangat tahu bahwa anda bisa melaluinya dengan baik. Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha.
Keep spirit, smile, n cheerfull everytime and everywhere.... ^______^ (hmmmppphhhh.....bernafas lega)