Rabu, 07 Januari 2015

Kepada Rinai Kubercerita

Wahai rinai, Izinkan aku bertutur
Pada rintikmu yang sendu menyejukkan
Pada gemericikmu, yang memanggil rindu
Pada pandangmu yang lekat kepadaku

Aku...
Dengan asa yang mengangkasa
Telah kubahasakan ke langit
Yang tunduk berdzikir pada pekat malam
Tentang cahaya yang tak ingin kupadamkan
Bahkan tak rela jika ia meredup

Biar sepi menemani
Tak mengapa...asal cahaya itu berkunang
Berpendar-pendar menari
Setidaknya itu menjadi penghibur diri

Sekelebat tanya pun mengutas bak tali
Akankah kudapat menjaganya?
Ah...aku tau aku tak bisa
Itu di luar sanggupku
Kecuali kupinta kepadaNya,
Sang Pemberi Cahaya

Nuur...itulah iman
Yang ku tak ingin kehilangan bahkan jauh darinya
Yaa Allah...pintaku
Hidupkan dan matikan aku di atasnya
Istiqomah...itulah hadiah terindah yang kuharap

Selasa, 06 Januari 2015

Bersamamu, Aku...

Sejujurnya...
Aku sangat tau rasa ini tak layak berada di sini
Bayang yang tak pantas dimimipi
Nama yang tak layak kupatri
Namun dia datang bertamu pada lamunan yang tadinya beku
Tiba-tiba, jiwa tergerak, mencari sosoknya
Yang telah lama luput dari ingatan
Meski memang berusaha kutenggelamkan di kedalaman samudera
Atau kuhempaskan bersama ombak yang menerjang karang

Lalu...kenapa kembali? Di saat aku berusaha terbangun
Impian-impian kembali terajut
Tuk bersama melukis pada awan yang berarak
Tuk bersama berjalan di atas lengkung pelangi
Tuk bersama memandangi rona kemuning senja
Tuk saling berkisah tentang kita di masa lalu

Ah, ilusi...
Lagipula...pohon harapan telah menggugurkan dedaunnya
Menanti musim semi yang kan memekarkan pucuknya
Mungkin, harapan harus kusimpan saja untuk diriku
Bersama dia yang tertulis di sana
Yang tak pernah kutahu siapa...
Tapi aku yakin, itu akan menjadi kejutan
Ketika nanti ku terjaga...
Semoga