Bismillah....
Dari judul, mungkin pembaca bertanya-tanya, apa maksudnya? Yang selama ini familiar di telinga adalah Serambi Makkah, julukan untuk sebuah propinisi di barat Indonesia. Tapi wallohu a'lam, saya lupa sejak kapan saya menjuluki Kota Makassar sebagai Kota Serambi Madinah. Tidak ada alasan lain bagi saya menjadikan itu sebagai julukan melainkan karena saya sangat senang dengan semaraknya majelis 'ilmu di kota tersebut.
Kota yang menjadi tempatku berdomisili selama kurang lebih tujuh tahun. Mungkin banyak juga penuntut ilmu dari kota lain yang protes dengan julukan ini. Pasalnya di daerah mereka sepertinya lebih semarak. Seperti di Jogja, Bogor, dan lainnya. Akan tetapi, biarlah ini menjadi julukanku untuk Makassar.
Tujuh tahun di Makassar rasanya waktu yang sangat singkat untuk mendulang banyaknya ilmu yang mesti kita tuntut. Belum lagi, selama itu saya tidak hanya fokus belajar Islam, melainkan mengejar ilmu dunia bernama SAINS sehingga waktu kami sangat terbatas. 'Ala kulli haal, kami sangat senang dan bersyukur karena Allah memberikan kesempatan yang luar biasa kepada kami untuk belajar Islam dengan segala keterbatasan tersebut.
Kampus Orange, begitulah kami menyebut kampus tempat kami belajar hingga meraih gelar S1. Rasa-rasanya dari tadi kita berbicara tentang julukan terus. Saya cuma mau bilang bahwa tempat itu selalu kurindukan. Bukan dengan suasana ikhtilathnya dan seabrek sistemnya yang sekuler, tetapi suasana ketika dulu bersama akhawaat. Baik itu ketika tinggal di sekretariat dengan peraturan dan agenda-agenda seru, maupun kebersamaan di majelis-majelis ilmu. Ini adalah sepenggal episode indah dalam kehidupan menjadi anak kampus.
Banyak kenangan yang sulit dilupakan, suka maupun duka.
Merindukan, agenda kajian buku seusai shalat, setor hafalan, agenda tahan kantuk ba'da shubuh (hehe...patroli ke kamar-kamar), kultum, belajar bersama kalo lagi final, agenda muktamar, musyker, rihlah, hari bersama, cari-cari peserta kamat dan daurah, de el el.
Mengenang, saat merasa terancam dengan merajalelanya seorang "exibionist" yang kami juluki "Mr. Black", yang sering mencuri pakaian di jemuran kami padahal masing-masing kami hanya punya beberapa potong, yang sering mengejar-ngejar akhawaat ketika pulang kampus, huwaaahhh.... sampe-sampe saya harus ditelpon dan diinterogasi sama ustadz karena kejadian itu, dan sampai-sampai ada akhawaat yang semakin ngeri karena harus dibuntuti oleh ikhwan yang bertugas patroli (penugasan langsung dari ustadz, ini menuai protes keras dari akhawaat karena petugas2 patroli "over protective" sehingga akhawaat justru merasa semakin tidak nyaman).
Tetapi, semua sudah berlalu, lingkungan itu sudah berubah. Kondisi jadi berubah 180 derajat. Kadang terpikir untuk ber-uzlah (uzlah kemana?uzlah di kamar?). Sekarang, justru kita yang harus membangun kondisi yang lebih baik agar bisa merasa nyaman. Pe eR dakwah jadi semakin banyak. Intinya, jangan pernah menyerah dengan keadaan, suasana di Serambi Madinah harus dirasakan juga meski berada di tempat lain. Termasuk di kampung dengan tingkat kesyirikan dan bid'ah yang sangat tinggi.
Kini Kota Serambi Madinah hanya tersimpan menjadi kenanganku. Dia akan selalu dirindui. Tapi hari ini, kerinduanku terobati, menginjakkan kaki lagi di kota tersebut memberikan kebahagiaan tersendiri, apalagi 3 hari ke depan, akan diadakan Penataran Seputar Ramadhan selama 2 hari. Masih teringat, tahun-tahun lalu nama saya masih berada di deretan daftar nama organizing commitee maupun steering commitee. Besok insyaAllah, sudah jadi peserta. Alhamdulillah 'ala kulli haal, itu bisa membuat saya lebih fokus untuk bisa mendengar ilmu.
Hmmm...walaupun jatah libur hanya sampai hari Ahad karena kendala syarat safar. Tapi alhamdulillah semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tulisan ini tidak terstruktur dan ceritanya kemana-mana. Hah sudahlah, kalo mau eksis ngeblog memang harus keep posting meskipun hanya satu paragraf.
Nasihat terakhr, beberapa hari lagi Ramadhan, manfaatkan waktu-waktu ini untuk mempersiapkan diri menyambutnya. Rasa-rasanya ingin mengisi Ramadhan lagi di sini seperti dulu, tapi apa daya, tangan tak sampai. Hehe...
15 Sya'ban 1430H
@Eks kamar kost-ku